Senin, 31 Oktober 2011

Bacaan Surat Dalam Shalat ‘Idul Adha



Ketika kita melaksanakan shalat ‘Idul Adha setelah imam membaca  Surat Al fatihah ada beberapa anjuran untuk membaca surat-surat tertentu di antaranya adalah sebagaimana dijelaskan oleh para ulama berdasarkan hadist Rasululah SAW.

Minggu, 30 Oktober 2011

Imam An Nawawi


Nasab (keturunan) Imam an-Nawawi
Beliau adalah al-Imam al-Hafizh, Syaikhul Islam, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Mury bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam an-Nawawi ad-Dimasyqi asy-Syafi’i. Kata ‘an-Nawawi’ dinisbahkan kepada sebuah perkampungan yang bernama ‘Nawa’, salah satu perkampungan di Hauran, Syiria, tempat kelahiran beliau. Beliau dianggap sebagai syaikh di dalam madzhab Syafi’i dan ahli fiqh terkenal pada zamannya.

Tidak Memotong Rambut, Kuku Ketika Hendak Berqurban


Seorang jamaah menanyakan tentang isi sebuah buku saku berjudul “ Keutamaan 10 Hari pertama Bulan Dzulhijjah dan Tuntunan Qurban” yang diterbitkan Yayasan As Sofwa Jakarta. Berkaitan dengan hadits Nabi SAW Dari Ummi Salamah, Rasulullah Bersabda : “ Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berqurban….(sampai akhir terjemahan). Di dalam buku tersebut hanya di cantumkan terjemahannya saja dan tidak di cantumkan rujukan dan rawi hadis tersebut. Maka setelah kami cek maka hadits tersebut diriwayatkan Oleh Imam Muslim, Imam Ibnu Majah dan Imam Ad Darimi :

Senin, 24 Oktober 2011

Biografi Imam Ibnu Majah


Pertumbuhan beliau
Nama: Muhammad bin Yazid bin Mâjah al Qazwînî. Nama yang lebih familiar adalah Ibnu Mâjah yaitu laqab bapaknya (Yazîd). Bukan nama kakek beliau. Kuniyah beliau: Abu ‘Abdullâh
Nasab beliau:
  1. Ar Rib’I; merupakan nisbah wala` kepada Rabi’ah, yaitu satu kabilah arab.

Ensiklopedi Ulama Nusantara


Ensiklopedi Ulama Nusantara, Riwayat, Karya & Sejarah Perjuaangan 157 Ulama /GMI Penerbit : Gelegar Media Indonesia Penulis : M. Bibit Suprapto, H. SH., MSc., Msi- Azyumardi Azra (Peng) Tahun Terbit : Cet 1: September 2009 Kertas & Halaman : 868 + xlii Halaman, Isi kertas HVS. Ukuran Buku : 15 x 21,5 cm, Hard Cover Kategori : Biografi/
MemoarMembaca dan mengenali jejak-jejak ulama Indonesia, sama halnya dengan memahami sejarah perkembangan Islam di tanah air. Dengan mempelajari bagaimana kegiatan mereka waktu itu akan diketahui berbagai macam aspek yang memberi warna khusus yang berpengaruh terhadap kualitas keislaman yang dicapai oleh masyarakat kita selama ini.
Sosok seperti Syekh Muhammad Khatib Sambas, KH. Shaleh Darad, Syeikh Abdul Gani Bima, Syekh Mustafa Husein Nasution, atau Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, benar-benar telah menancapkan tonggak-tonggak keislaman yang kokoh.

ULAMA BETAWI (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan Kontribusinya Terhadap Perkembangan Islam Abad ke-19 dan 20).


Judul Buku:
ULAMA BETAWI
(Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan Kontribusinya Terhadap Perkembangan Islam Abad ke-19 dan 20).
Penulis: Ahmad Fadli HS
Penerbit: Manhalun Nasyi-in Press, Jakarta, 2011
ISBN:
978-602-98466-1-4

            Betawi kerapkali dijadikan bahan kajian dan diskusi yang menarik dari dulu hingga kini, karena diskursus mengenai Betawi mengandung estetika tersendiri. Topiknya pun beraneka warna dan selalu aktual serta faktual bahkan terkadang kontroversial, seperti kajian sosial politik dan kebudayaan Betawi.
            Kendati demikian, corak keislaman dan sejarah sosial intelektual Islam di Betawi belum banyak dikaji, karena perhatian baru difokuskan kepada sejarah sosial, politik, keseniaan dan kebudayaan serta kepurbakalaan.

Minggu, 23 Oktober 2011

KH. Syafi’i Hadzami


Kehadiran Islam di Jakarta dan semakin banyaknya masjid yang didirikan pada abad ke-18, terutama setelah membludaknya orang Batavia yang menuntut ilmu di Makkah membawa daya jelajah intelektual yang luar biasa pada abad-abad berikutnya. 

Karya-Karya Syaikh Mahfudz At Termasi


 
A. Manhaj dzawi an-Nazhar syarh Manzhumah al-Atsar


Tradisi memberika anotasi (syarh) dalam dunia pemikiran Islam sudah mengakar kuat. Tradisi ini telah banyak melahirkan para intetektual tangguh dalam dunia Islam. Bahkan, bukan cuma karya-karya intelektual Muslim saja yang diberi anotasi tetapi juga non-Muslim Sebut saja misalnya, Ibn Rusyd yang banyak memberikan anotasi terhadap karya-karya Aristhoteles sehingga ia disemati gelar syarih al-akbar li aristha (komentator teragung Aristhoteles).

Biografi Syaikh Ihsan Jampes (1901 – 1952)


Syaikh Ihsan lahir pada 1901 M. dengan nama asli Bakri, dari pasangan KH. Dahlan dan Ny. Artimah. KH. Dahlan, ayah Syaikh Ihsan, adalah seorang kiai yang tersohor pada masanya; dia pula yang merintis pendirian Pondok Pesantren Jampes pada tahun 1886 M. (Mbah saya (muallif) dari bapak Qo'idul 'Awam yaitu Mbah Hamzah adalah salah seorang santrinya waktu beliau masih hidup) 


Syaikh Hasyim As'ary


Ulama Pembaharu Pesantren
Pendiri pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.

Syaikh Nawawi Al Jawi


Syekh Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, adalah salah satu ulama Indonesia yang terkenal di dunia, lahir di Kampung Pesisir, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Serang, Banten, 1815. Sejak umur 15 tahun pergi ke Makkah dan tinggal di sana tepatnya daerah Syi’ab Ali, hingga wafatnya 1897, dan dimakamkan di Ma’la. Ketenaran beliau di Makkah membuatnya di juluki Sayyidul Ulama Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz). Tanah Hijaz adalah nama daerah yang sejak 1925 diubah namanya menjadi Saudi Arabia (setelah Keluarga Saud mengkudeta Khalifah Syarif Husein).

Diantara ulama Indonesia yang sempat belajar ke Beliau adalah Syaikhona Khalil Bangkalan dan Hadratusy Syekh KH Hasyim Asy’ari. Kitab-kitab karangan beliau banyak sekali diterbitkan di Mesir.

Sabtu, 22 Oktober 2011

JARINGAN ULAMA TIMUR TENGAH DAN KEPULAUAN NUSANTARA ABAD XVII & XVIII

Sejauh ini, tidak terdapat kajian komprehensif tentang jaringan ulang Timur Tengah dan Nusantara. Meski terdapat kajian-kajian penting tentang beberapa tokoh ulama Melayu-Indonesia pada abad ke-17 dan ke-18, tetapi tak banyak upaya dilakukan untuk mengkaji secara kritis sumber-sumber pemikiran mereka, dan khususnya tentang bagaimana gagasan dan pemikiran Islam mereka transmisikan dari jaringan ulama yang ada dan bagaimana gagasan yang mereka transmisikan itu mempengaruhi perjalanan historis Islam di Nusantara. lebih jauh, ketika jaringan keilmuan itu sedikit disinggung, kajian-kajian yang ada lebih berpusat pada aspek " organisasional" jaringan ulama di Timur Tengah dengan mereka yang datang dari bagian-bagian lain