Jumat, 22 Juni 2012

Isra' Dan Mi'raj


Isra’ Mi’raj adalah kejadian Luar biasa yang di alami oleh Rasulullah SAW. dan itu termasuk salah satu kemu’jizatan beliau, sehingga apakah peristiwa itu bisa di jelaskan secara ilmiah atau tidak maka kita sebagai Ummat Islam wajib menerimanya dengan cara keimanan. Peristiwa itu merupakan peristiwa yang sangat fenomenal karena dengan peristiwa itulah perintah shalat langsung di berikan oleh Allah SWT kepada beliau untuk dilaksanakan oleh ummat Islam. Maka kita semestinya untuk selalu mengingat-ingat dan memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj dengan cara membaca kembali kisah dan riwayat-riwayat luar biasa yang terjadi pada diri Nabi Kita Muhammad SAW. Allah SWT berifrman :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS. Al Isra’ : 1)

Senin, 18 Juni 2012

Konsep Prematur Khilafah


Bersinggungan dengan Hizbut Tahrir merupakan sesuatu yang tidak begitu asing, dari dulu saya sudah banyak berkenalan dengan teman-teman dari hizbut Tahrir, pernah di ajak untuk ikut gabung dalam demontrasi menentang Invasi Amerika terhadap Irak kebetulan juga bersamaan dengan Hari Mukti, mantan roker yang sekarang jadi muballigh. Pernah juga di ajak untuk ikut serta dalam halaqahnya namun saya kurang begitu tertarik karena saya lebih focus untuk penyelesaian kuliah, namun sering kita berdiskusi dan juga berdialog dengan teman-teman mengenai HT dan konsep pemikirannya.

Buku-buku yang mengupas dan menyoroti tentang sepak terjang HT juga banyak saya kaji dari mulai “Meluruskan Radikalisme Islam karya DR. Ali Syu’aibi, kemudian “ Arus Baru Islam Radikal ; Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia Karya M. Imdadun Rahmat, dan juga buku “Gerakan Salafi Radikal di Indonesia disunting oleh Jamhari & Jajang Jahroni yang juga sebagian membahas sepak terjang HT.

Dalam rangka menanggapi sebuah hasil Daurah Syabab Ahlussunah Wal jama’ah, kami juga sempat mengadakan Seminar bedah Masalah yang menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai Ormas Islam, dari Persis, NU, Muhammadiyah, MUI, Syaikh Ulwan. As Sofwa dan Juga salah satunya dari Hizbut Tahrir Indonesia yang pada waktu itu yang hadir adalah bapak Hafidz Abdurrahman, MA.

Melihat bukunya Dr. Aniru Rafiq Al amin yang berjudul “membongkar  Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir Di Indonesia” , yang merupakan disertasi beliau dalam program S3 nya di IAIN Sunan Ampel Surabaya, Saya agak tertarik karena penulisnya termasuk salah satu mantan anggota HTI, pemikirannya begitu kritis terhadap konsep Khilafah yang di gaungkan HTI sebagai bahan kajian dan juga uji pemikiran apakah konsep khilafah merupakan konsep yang punya landasan kokoh baik secara Filosofis, Normatif dan juga historis atau hanya sebatas ilusi dan pepesan kosong sebagaimana yang dituduhkan kalangan liberal selama ini, atau merupakan konsep yang masih mentah atau prematur.

Kamis, 14 Juni 2012

Keutamaan Puasa Rajab



Ketika memasuki bulan Rajab ada sesuatu yang menjadi perhatian nenek dan juga istri yaitu berpuasa, mereka mewanti-wanti dari mulai tanggal satu untuk besoknya bersiap-siap berpuasa di bulan rajab. Kebiasaan itu merupakan tradisi yang sudah turun-temurun yang diwariskan oleh orang tua dan itu merupakan tradisi sebagian masyarakat muslim Indonesia.
Tradisi itu berjalan begitu saja diterima dengan referensi apa yang disampaikan orang tua tanpa dimulai dari menelaah sejumlah reverensi kitab-kitab karena tidak semua orang memilki kemampuan untuk membaca dan memahami kitab-kitab berbahasa Arab, Kecuali bagi kalangan terpelajar muslim yang tentunya mereka tidak hanya mewarisi tradisi saja tetapi juga memperdebatkan dan juga mendalami secara ilmiah tentang puasa Rajab yang sudah menjadi tradisi.

Tradisi yang baik yang diterima dari orang tua kita adalah sesuatu hal yang perlu dan bahkan wajib untuk dijaga dan dilestarikan. Sebagai seorang muslim, kami adalah orang yang mewarisi keislaman kami dari orang tua kami, kami mengetahui Islam juga lantaran pendidikan Islam orang tua kami, kami mengenal rukun Islam, mengetahui rukun Iman, bisa membaca Al Qur’an dan Hadis serta pengetahuan keislaman yang lain  juga lantaran dari orang tua kami. Oleh karena itu tradisi yang sudah berurat berakar dari orang tua kami itu wajib untuk di pertahankan dan terus di lestarikan sampai titik darah penghabisan.