Jumat, 06 April 2012

ISA AS. DI ANGKAT OLEH ALLAH


Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 156-159 :

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا *وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ َفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا *بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا *وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

Artinya :“Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”(QS. An Nisa : 156-159)


"And for their unbelief and for their having uttered against Mariam a grievous calumny.” “And their saying: Surely we have killed the Messiah, Isa son of Marium, the apostle of Allah; and they did not kill him nor did they crucify him, but it appeared to them so (like Isa) and most surely those who differ therein are only in a doubt about it; they have no knowledge respecting it, but only follow a conjecture, and they killed him not for sure.” “Nay! Allah took him up to Himself; and Allah is Mighty, Wise.” “And there is not one of the followers of the Book but most certainly believes in this before his death, and on the day of resurrection he (Isa) shall be a witness against them”. (An Nisa : 156-159)

Imam Al Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsirnya :

تفسير ابن كثير / دار طيبة - (2 / 448)

{ وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا } قال علي بن أبي طلحة، عن ابن عباس: "يعني أنهم رموها بالزنا". وكذا قال السدي، وجُوَيْبِر، ومحمد بن إسحاق وغير واحد. وهو ظاهر من الآية: أنهم رموها وابنها بالعظائم، فجعلوها زانية، وقد حملت بولدها من ذلك -زاد بعضهم: وهي حائض -فعليهم لعائن الله المتتابعة إلى يوم القيامة.
وقولهم: { إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ } أي (2) هذا الذي يدعي لنفسه هذا (3) المنصب قتلناه. وهذا منهم من باب التهكم والاستهزاء، كقول المشركين: { يَا أَيُّهَا الَّذِي نزلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ } [الحجر: 6].

Selasa, 03 April 2012

Imam As Syairoziy (L .393 H- w. 476 H) Pengarang Kitab Al Muhadzab


Abu Ishaq Ibrohim bin Ali bin Yusuf Al Fairuzzabadi Asy-Syairozi sangat terkenal di kalangan dunia Islam disebabkan karangannya kitab “ At Tanbih” yaitu sebuah kitab Fiqih Madzhab Syafi’I, kitab ini banyak beredar dan banyak mendapat perhatian. Banyak sudah ulama-ulama pada abad berikutnya yang mensyarahnya, sebanyak 37 kitab yang mensyarah kitab Tanbih, kitab tersebut bisa dikatakan merupakan salah satu kitab pokok mazdhab Syafi’i.
Kitab karangan beliau yang lain yang sangat dikenal di Indonesia adalah kitab Al Muhadzab Fil Fiqhi al Imam As Syafi’I” , (dari mulai kecilpun saya termasuk orang yang sudah sering membuka kitab tersebut karena ada pada perpustakaan bapak).

Kitab ini mulai dikarang tahun 455 H dan selesai pada bulan Jumadil Akhir tahun 469 H. Jadi selama 14 Tahun lamanya beliau  menyelesaikan kitab ini. Kitab inipun banyak yang mensyarahnya  di antara Ulama yang mensyarahnya :
  1.   Abu Ishaq Al Iraqi ( w. 596 H) yang mula-mula mensyarah dengan 10 jilid.
  2.  Al Asbahani (w. 600 H)  Syarah Al Muhadzab
  3. Ibnu Bathal Muhammad bin Ahmad al Yamani (w. 630 H) : Al Musta’dzab fi Syarhi Gharibil Muhazdab.
  4.  Imam An Nawawi ( w. 676 H) ; Al Majmu’( sampai Baba Riba kemudian beliau wafat) 10 jilid
  5.  Taqiyuddien As Subki ( w. 755 H); Takmilah Al Majmu’ ( sampai jilid 12).
  6. Syaikh Jamaludin As Suyuti ( w. 911 H) ; Al kafi Fi Zawidil Muhadzab ( Thobaqotus syafi’iyah; KH. Sirojuddien Abbas).
  7.  Syaikh Muhammad Najib Al Muthi’I ; Al Majmu’
  8. Al Qadhi Dhiya’uddien Abi Amr Al  Marani (w. 602 H) : Al Istiqsa 3 jilid
  9. Takmilah Al Majmu’ yang di sunsun oleh 8 Doktor Yaitu : Syaikh “Adil Ahmad Abdul Maujud, DR. Majdi Surur Bassallum, DR.Ahmad Isa Al Ma’sarawi, DR. Ahmad Muhammad Adbul Al, DR. Husayn Abdurrahman Ahmad, DR. Badawi Ali Muhammad Sayyid, DR. Muhammad Ahmad Abdullah, DR. Ibrahim Muhammad Abdul Baqi’, 12 jilid
  10. Di Tahqiq, Ta'lik, Syarah Wa Bayanur Rajih Fil Mazdhab, Oleh : DR. Muhammad Az Zuhaili, guru Besar Fakultas Syariah Damaskus.

Senin, 02 April 2012

Membaca bukunya DR. Musthofa al Siba’I (w. 1964)


Salah Satu Kaya beliau yang sangat terkenal adalah berjudul “As-Sunnah Wa makânatuhâ Fî At Tasyrî’”. Disertasi beliau dengan predikat Summa Cumlaude Di Al Azhar. Karya beliau ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul “Sunnah dan Peranannya Dalam Penetapan Hukum Islam ; Sebuah Pembelaan Kaum Sunni “ Oleh DR. Nurcholish Madjid dengan tanpa mencakup seluruh isi sesuai Kitab aslinya dengan beberapa pemotongan yang dianggap tidak perlu menurut Cak Nur.


Karya beliau Merupakan Tanggapan terhadap pemikiran Ahmad Amin dalam Kitab Fajrul Islam, Wa Dhuhauhu wa Dzuhuruhu dan pemikiran Mahmud Abu Rayyah (w. 1970 M) dalam karyanya, "Adlwa’ ‘Ala al-Sunnah al-Muhammadiyyah Meraka adalah Tokoh yang banyak mengikuti pemikiran orientalis dalam meragukan Kehujjahan as Sunnah. 


Dan anehnya pemikiran mereka juga di jadikan Hujjah Oleh kaum Syiah ( baca saja Blog Syiah Imamiyah http://syiahali.wordpress.com/2012/01/10/abu-hurairah-mantan-yahudi-memeluk-agama-islam-setelah-perang-khaibar-tahun-ke-7-hijriah-dan-hanya-beberapa-tahun-bersama-nabi-tapi-bisa-meriwatkan-hadist-begitu-banyak-melebihi-sahabat-awal-nabi-ini/) untuk menghujat sahabat khusunya Abu Hurairah. 
Padahal Abu Hurairah adalah sahabat Nabi yang diberikan keberkahan oleh Allah SWT. meskipun kebersamaan dengan Rasulullah SAW dalam waktu singkat, namun beliau diberi keberkahan di sisa usianya dalam Islam sehingga mampu menggantikan banyak hal yang terlewatkan. beliau tidak hanya menerima riwayat dari Rasulullah SAw saja, namun juga dari para sahabat senior yang ditemuinya seperti Abu Bakar, Umar, Ubay bin Kaab, usamah bin Zaid, ummul Mukminin Siti Aisyah dan sahabat-sahabat yang lain, dan beliau diberikan umur yang panjang sehingga banyak meriwayatkan hadis. 


memang ada strategi licik para orientalis dan musuh-musuh Islam yaitu dengan menghancurkan kredibilitas salah satu sahabat yang banyak merwayatkan hadis maka pasti hadis itu tidak akan di pakai lagi. dan ini diikuti oleh kelompok Syi'ah. Na'udzubillah.


Padahal kaum Syiah adalah kaum yang paling banyak memalsukan hadis, misanya memalsukan hadis-hadis tentang Sahabat Ali RA dan Ahlul Bait, Juga hadis-hadis yang  isinya mencaci maki sahabat khusunya abu bakar dan Umar. Karena sebagian hadis diriwayatkan dari sahabat maka akhrrnya kaum syiah banyak menolak hadis yg diriwayatkan oleh mayoritas sahabat nabi SAW,   memang sudah menjadi karater Syiah Gholath, hadis yang bukan dari kelompok mereka tidak akan diterima kecuali yang mendukung akidah mereka yang sesat, namun untuk menghantam Ahlussunnah mereka menggunakan hadis yang diriwayatkan Ahlussunah. 


Kaum Syiah (Rafidzoh) juga disebutkan di dalam bukunya DR. Mustafa, Kaum Rafidhah adalah kelompok yang paling banyak berdusta. Malik pernah ditanya tentang Rafidzoh, "jangan ajak mereka bicara dan jangan mengambil riwayat dari mereka, karena mereka bohong semua..... dan seterusnnya (anda bisa baca bukunya).".


Namun selain dirasa menyesatkan ternyata ide dan pemikiran mereka mampu membuka mata dan menggerakkan para cendikiawan muslim untuk melakukan pembelaan atas fakta sebenarnya yang sering kali disamarkan oleh para orientalis, meskipun pada akhirnya tidak dapat dipungkiri pula banyak yang ikut terjebak dalam keraguan yang mereka tawarkan. 


Di antaranya Cendekiawan Muslim yang gigih membela as Sunnah adalah DR. Musthofa al Siba’I, beliau Lahir Tahun 1915 dan Wafat Pada hari Sabtu, 3 Oktober 1964, bertepatan dengan 27 Jumadil Ula 1384 H, Beliau  menempuh pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Mesir. mengambil spesialisasi fikih, selanjutnya ke Usuluddin, dan meraih ijazah dengan predikat yang memuaskan. Di universitas yang sama ia melanjutkan program Doktoralnya. Pada tahun 1949 ia dapat meraih gelar Doktor di bidang Syariah Islamiyah dengan predikat summa cumlaude. Disertasinya berjudul “As-Sunnah Wa makânatuhâ Fî At Tasyrî’”.

Minggu, 01 April 2012

Pemikiran Hadits Prof. DR.H. M. Syuhudi Ismail


Salah Satu Buku beliau adalah "Kaedah Keshahihan Sanad Hadits, Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah" sebagai disertasi beliau, buku ini banyak memberi pengaruh bagi generasi berikutnya dalam kajian kritik matan hadis di Indonesia, dan buku "Metodologi Penelitian Hadis", Beliau salah satu tokoh Intelektual Indonesia yang banyak menulis karya Tentang Hadis, Beliau seorang ulama dan intelektual yang cukup besar pengaruhnya di Indonesia di bidang Hadis dan Ulumul Hadis. 


Salah satu pemikirannya yaitu tentang metode pemahaman terhadap matan hadis dalam bukunya yang berjudul “Hadis nabi yang tekstual dan kontekstual : telaah ma’ani al hadis tentang ajaran Islam yang universal, temporal dan local “. Menurut beliau bahwa ada matan hadis yang harus dipahami secara tekstual, kontekstual dan ada pula yang harus dipahami secara tekstual dan kontekstual sekaligus. Ini menunjukan bahwa kandungan hadis Nabi itu ada yang bersifat universal,temporal dan local. Bagaimana sebenarnya pemikiran hadis beliau secara lengkap?